Dollar Cost Averaging: Pemahaman, Teladan, Keunggulan Dan Kekurangan

Di kalangan pelaku bisnis dan investasi, penggunaan taktik Dollar Cost Averaging ialah sebuah hal yang sudah menjadi tolok ukur.


Mengingat dunia bisnis dan investasi mempunyai risiko yang cukup besar, kemampuan untuk melaksanakan manajemen risiko menjadi penting. Salah satunya yakni dengan penerapan taktik ini.


Lalu, apakah bekerjsama dollar cost averaging tersebut? Bagaimana penerapan dan contohnya? Serta apa kelebihan dan kekurangan dari taktik ini?


Pengertian Dollar Cost Averaging


Perata-rataan Biaya atau Dollar Cost Averaging yaitu ialah suatu strategi untuk mengambil keuntungan dari fluktuasi nilai pasar dan meminimalisir risiko. 


Caranya yaitu dengan melaksanakan investasi secara sedikit demi sedikit sesuai dengan budget waktu yang Anda harapkan.


Bayangkan bila Anda mempunyai dana tabungan sebesar Rp 100 juta yang mau Anda investasikan. 


Daripada pribadi berinvestasi Rp 100 juta sekaligus, Anda mampu melakukannya secara bertahap sebesar Rp 10 juta per bulan selama 10 bulan.


Strategi ini berlangsung atas dasar bahwa pasar senantiasa fluktuatif, acap kali naik dan turun. Jika Anda berinvestasi secara besar sekaligus, maka tatkala pasar turun, tak ada yang tersisa dari nilai investasi Anda.


Sebaliknya, kalau Anda berinvestasi secara bertahap, ketika pasar turun, nilai investasi Anda memang turun. Tapi, Anda masih bisa menambah investasi gres dengan modal yang justru lebih hemat biaya.


Contoh Penerapan Dollar Cost Averaging Dalam Membeli Koin Crypto


Contoh penerapan seni manajemen ini akan lebih mudah Anda ketahui jika diuraikan dalam bentuk cerita dan tabel.


Misal, Anda memiliki simpanan dana untuk investasi sebesar Rp 100.000.000. Rencananya, Anda akan investasikan selama 10 tahap dalam 10 bulan.


Setelah mengamati pasar, Anda memutuskan untuk membeli XRP (Ripple) Coin yang saat itu mempunyai harga Rp 25.000.


Jika Anda memakai seni manajemen konvensional, Anda akan eksklusif menginvestasikan semua dana Anda dikala itu juga. 


Dengan kata lain, Anda membelikan Rp 100.000.000 tersebut koin XRP dengan harga Rp 25.000 per koin. Hasilnya, Anda menerima 400 koin.


Selama 10 bulan, koin XRP mengalami fluktuasi (naik-turun), dan hasilnya berada pada angka Rp 28.000 per koin. Maka, nilai tamat investasi Anda menjadi Rp 28.000 x 400 = Rp 112.000.000.


Kira-kira, perjalanan investasi Anda mirip ini.













































WaktuHarga XRPNilai InvestasiJumlah Koin DibeliTotal Koin DimilikiTotal Nilai Investasi
Bulan 1 Rp           25.000 Rp  100.000.00040004000 Rp          100.000.000
Bulan 10 Rp           28.000 Rp  100.000.00040004000 Rp          112.000.000
  Cost Total Modal Total Koin DimilikiNilai Investasi Laba/Rugi 
 25000 Rp  100.000.0004000 Rp        112.000.000 Rp         12.000.000

Lalu, bagaimana jika memakai taktik Dollar Cost Averaging? Alih-alih pribadi menginvestasikan seluruh investasi Anda di permulaan, Anda memilih untuk membaginya dalam 10 tahapan investasi.


Misal, di bulan 1 Anda menginvestasikan Rp 10.000.000. Selanjutnya, di bulan ke-2 Anda menginvestasikan dana dengan besaran yang serupa. 


Kemudian, tak peduli apakah harga naik atau turun, Anda rutin memasukkan Rp 10.000.000 setiap bulan selama 10 bulan tersebut.


Maka, perjalanan investasi Anda akan menjadi mirip berikut.













































































































WaktuHarga XRPNilai InvestasiJumlah Koin DibeliTotal Koin DimilikiTotal Nilai Investasi
Bulan 1 Rp          25.000 Rp     10.000.000400400 Rp        10.000.000
Bulan 2 Rp          26.000 Rp     10.000.000385785 Rp        20.400.000
Bulan 3 Rp          27.000 Rp     10.000.0003701155 Rp           31.184.615
Bulan 4 Rp          25.000 Rp     10.000.0004001555 Rp          38.874.644
Bulan 5 Rp          20.000 Rp     10.000.0005002055 Rp           41.099.715
Bulan 6 Rp          22.000 Rp     10.000.0004552510 Rp         55.209.687
Bulan 7 Rp          24.000 Rp     10.000.0004172926 Rp          70.228.749
Bulan 8 Rp          26.000 Rp     10.000.0003853311 Rp          86.081.145
Bulan 9 Rp          27.000 Rp     10.000.0003703681 Rp          99.391.958
Bulan 10 Rp          28.000 Rp     10.000.0003574038 Rp         113.073.142
  Cost-Average  Total Modal Total Koin DimilikiNilai Investasi Laba/Rugi 
  Rp          25.000 Rp   100.000.0004038 Rp       113.073.142 Rp           13.073.142

Perhatikan bahwa meski pasar fluktuatif dan Anda mengeluarkan cost average yang sama (Rp 25.000), namun Anda bisa profit lebih.


Total koin yang Anda miliki selisih 38 koin lebih besar dan profit yang Anda peroleh selisih Rp 1.073.142.


Kelebihan Dollar Cost Averaging


Dengan menerapkan strategi tersebut, kelebihan yang Anda mampu adalah:



  1. Risiko lebih kecil. Jika pasar ambruk dalam bulan ke-4, contohnya, Anda cuma kehilangan sebagian dari dana Anda, tidak seluruhnya.

  2. Tidak frustasi. Saat pasar turun, Anda tidak stress karena melihat nilai investasi turun. Saat depresi, orang sering tidak berpikir lebih jauh. Bisa saja Anda pribadi jual rugi semua, padahal mampu jadi akan naik di 2-3 bulan ke depan.

  3. Saat pasar turun, Anda gembira sebab masih bisa membeli lebih banyak dengan harga lebih murah. Saat pasar naik, Anda bangga alasannya nilai investasi Anda ikut naik. Apapun yang terjadi, Anda tetap bisa besar hati.


Kekurangan Dollar Cost Averaging


Meski unggul dalam administrasi risiko, seni manajemen ini tetap memiliki kelemahan, yaitu:



  1. Strategi ini hanya bisa menghemat risiko jika pasar turun dan akan naik nantinya. Tapi kalau pasar betul-betul ambruk (yang mana jarang sekali terjadi), maka Anda tetap kehilangan uang, walaupun jumlahnya sedikit.

  2. Saat pasar senantiasa naik dan terus naik (yang mana juga jarang terjadi), Anda mungkin merasa menyesal alasannya adalah tidak investasi optimal semenjak permulaan.


Nah, mirip itulah pemahaman, acuan penerapan, serta kelebihan dan kelemahan dari seni manajemen Dollar Cost Averaging. Apakah menurut Anda seni manajemen ini  lebih baik dari seni manajemen investasi konvensional? Atau Anda lebih suka cara usang?


 


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama