Google Hummingbird : Algoritma Gres Dan Implikasinya Bagi Seo

Minggu ini yaitu ahad yang luar biasa bagi pecinta content marketing, SEO dan internet marketers, utamanya bloggers. Google dengan gembira memberitahukan bahwa tidak akan ada lagi pencarian valid keyword organik dan sekaligus memperkenalkan update terbarunya : Google Hummingbird. Dua info penting ini menjadi perhatian khusus bagi pelaku content marketing karena ini mempunyai arti menghilangkan pencarian search engine menurut keyword (keywords) yang selama ini memanfaatkan semantic search.


Kata kunci selama ini menjadi sangat kritikal bagi strategi SEO dimanapun juga. Selama bertahun-tahun, SEO-ers bermain-main dengan keywords, baik untuk mengoptimasi kinerja on-page, ataupun ketika melakukan pekerjaan memanfaatkan link-building. Mengidentifikasi keyword yang hendak dinaikkan ranking-nya atau mencari keyword dengan konversi besar senantiasa menjadi teladan pertama dalam berbagi suatu project SEO.


Well, namun pastinya keywords masih tetap digunakan di Google. Hanya saja, Big G berniat mengembangkan kualitas pencarian di mesin pencarinya dengan memberikan lebih dari sekedar kaca kunci yang diketik di search engine. Saya bilang, ini pinternya Google yang mau naek kelas. Sekarang telah tidak lagi berpegangan terhadap kata kunci yang diketik di mesin penelusuran, tetapi lebih mencari meaning (arti), konsep dan hubungan diantaranya untuk menawarkan hasil pencarian yang maksimal.


Bayangkan semacam ini : kita dulu mencari seuatu beradasrkan queries, persis kayak kita mencari buku yang mau kita beli di Gramedia, kemudian kita menggunakan salah satu komputer yang ada disana untuk mencari buku yang kita cari. Kita ketik topik bukunya, lalu komputer akan memberikan daftar buku dengan topik yang kita pilih. Tapi bantu-membantu bukan itu yang kita cari, jika kita ingin mencari topik mengenai ‘internet marketing’ misalnya, bahwasanya kita ingin mengetahui lebih banyak perihal internet marketing, dan bukan disodorin data perihal buku internet marketing. Google menyadari itu, bahwa queries bergotong-royong lebih banyak merupakan pertanyaan, bukan pernyataan. Pertanyaan yang diketik di queries ini sebaiknya dijawab seperti percakapan, alasannya adalah satu pertanyaan tidak akan mampu menuntaskan jawaban yang diseleksi. Percakapan atas dasar pertanyaan ini akan membentuk sebuah konteks dan konten yang akibatnya bermuara di balasan. Google Hummingbird ialah untuk menjawab pertanyaan, bukan untuk sekedar kata yang ditulis di queries. Update Google ini ditujukan untuk menjawab pertanyaan, dan bukan hanya memaparkan hasil penelusuran.


Setahun yang kemudian Google memperkenalkan Knowledge Graph. Apa lagi ini? Begini saja, coba ketik nama salah satu orang terkenal di Google, maka secara otomatis sekarang akan ada klarifikasi panjang di sisi kanan halaman hasil. Itu Knowledge graph. Ini aku contohkan saat ngetik kata : Joko Widodo, sang Gubernur DKI Jakarta.


Contoh lain Knowledge Graph yakni dikala aku mengetik ‘Bird Flu Symptom’ di Google. Yang keluar apalagi dahulu yakni jawaban apa itu bird flu dari situs yang dipercaya Google, dalam hal ini mayoclinic dan medicinenet.com.


Masih mau contoh lain? Coba ketik ‘calory in durian’, Google tidak akan menomorsatukan website lagi sekarang, namun langsung terhadap jawaban berapa banyak kalori yang ada di satu buah durian. Google bukan lagi mesin penelusuran, tetapi mesin penjawab.


 


google photo


Jadi bagaimana menanggulangi pergeseran algoritma Hummingbird? Ini hal-hal yang mesti diamati bagi penganut content marketing :


1. Konten bagus dengan backlink yang keren tidak akan pernah cukup. Dengan algoritma penjawab pertanyaan (lihat teladan ‘Joko Widodo’ di atas), maka kebayang yang selama ini membidik kata kunci Joko Widodo (alasannya menyaksikan tahun 2014 jadi tahun politik) akan amblas tak berbekas. Mau pola lainnya? Silakan ketik ‘Premier League’ maka akan serta merta keluar agenda pertarungan di Liga Inggris. Selamat tinggal pencari traffic dari setiap liga di dunia, kecuali liga Indonesia barangkali..hehe


2. Hummingbird menggemari jenis queries berupa pertanyaan. Kaprikornus rencanakan balasan dari setiap pertanyaan yang mungkin timbul oleh pengguna Google. Kata how, what, why akan menjadi hal yang di-dewakan di Google


3. Fokus di kualitas konten. Jelas sekali, Hummingbird sungguh mencintai backlink natural dan mempunyai koneksitas relevansi yang tinggi. Jangan lagi asal menggunakan backlink dari situs web yang PageRank 7 contohnya tetapi memiliki topik yang berlawanan dengan website kita. Usahakan backlink dari website yang melegenda, mumpuni dan memiliki reputasi tinggi. Tips konten : sediakan artikel/ konten yang menolong orang lain atau memecahkan urusan mereka, atau mudahkan, ajarkan orang lain sesuatu yang berkhasiat.


4. Authorship. Sudah deh, pakai authorship. Google loves it.


Selamat berpetualang dengan Hummingbird!



Sumber harus di isi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama