Ada sebuah film Indonesia keren banget yang dibintangi dua bintang film setempat kelas internasional, tetapi filmnya enggak tayang di Indonesia. Bahkan actor yang main di sana telah berulang kali main film di Hollywood. Dibintangi aktor Indonesia, disutradarai oleh orang Indonesia, tetapi filmnya enggak mampu dinikmati oleh orang Indonesia. Iya, sebab pemutaran film itu cuma ada di Netflix.
Judul filmnya The Night Come For us, dibintangi oleh Joe Taslim dan Iko Uwais. Mendengar dua nama itu ada dalam satu scene, penggemar film berkelahi pasti dibikin geleng-geleng kepala. Apalagi jika dalam film tersebut, kedua bintang film elegan itu harus berduel untuk memilih siapa yang terbaik.
Harusnya sih film itu mampu dicicipi orang-orang Indonesia. Ibaratnya: kita masak dengan bahan dan tungku milik sendiri, tetapi enggak mampu menikmati hasil masakannya. Kan, lucu banget. Namun, bagaimana pun juga yang namanya bisnis, pasti ada kemungkinan-kemungkinan yang susah diprediksi. Kalau telah menyangkut uang mah, semua mampu dimainkan.
Di sini aku enggak akan kisah panjang lebar perihal filmnya, namun saya ingin mengulas perihal seputar Netflix yang enggak bisa diakses di Indonesia. Secara garis besar sih mungkin kita semua telah tahu, karena terkait konten dan belum bisa dipenuhi sayarat-syarat perizinannya di Indonesia. Tetapi apa kita akan percaya begitu saja?
Coba deh kita uraikan, sesungguhnya orang Indonesia tuh diuntungkan atau dirugikan sih dengan pemblokiran Netflix Indonesia? Sebelum masuk ke bahasan ini, mungkin aku perlu refresh sedikit perihal Netflix, ya. Biar pandangan kita sama dan lebih enak diskusinya.

Kemunculan Netflix di Indonesia
Hampir seperti mirip youtube, Netflix juga ialah penyedia konten video yang bisa diakses secara streaming. Bedanya, kita harus mengeluarkan uang bulanan untuk mampu menikmati film-film di Netflix.
Konten-konten di Netflix lebih pribadi daripada youtube. Kalau di youtube semua orang mampu mengunggah video, namun Netflix cuma akan menyediakan konten tayangan film dan televisi bermutu HD. Jadi enggak sembarang pilih orang bisa mengunggah konten video ke Netflix.
Ada semacam perjanjian persetujuan antara Netflix dengan pembuat konten. Sehingga tayangan di Netflix mampu ditentukan lebih bermutu dibanding penyuplaikonten streaming gratisan.
Kemunculan Netflix di Indoneisa bahu-membahu telah semenjak awal tahun 2016. Meskipun bergotong-royong Netflix ini telah ada sejak tahun 1997. Karena dahulu ia merupakan penggagas layanan sewa film secara online. Kemudian terjadi polemic di tahun 2016 sampai karenanya ada keputusan untuk pemblokiran.
Saying banget ya? Padahal ada lima ribuan konten di Netflix yang mampu kita tonton sepuasnya. Cukup dengan bayar bulanan sekitar seratus ribuan. Kita telah bisa nonton film melalui laptop, tablet, maupun android. Asal terkoneksi dengan internet saja.
Baca juga: Stop Menyebut Internet Itu Dunia MAya! [Pesan Untuk Penyiar Televisi]
Sekarang sih banyak banget layanan serupa Netflix yang juga memberikan konten film dan tayangan televise. Namun, Netflix tetap punya pasar tersendiri selaku penyedia konten original bermutu.
Mekanisme Pemblokiran IP Address Netflix di Indonesia
Terlepas dari info-informasi alasan pemblokiran Netflix Indonesia, pernah enggak terpikir bagaimana sih kok mampu Cuma orang Indonesia aja yang enggak bisa kanal Netflix?
Pernah coba download aplikasi Netflix, tapi setelah terinstall tetap enggak bisa dipakai. Begitu juga ketika coba akses situs web Netflix.com, ternyata juga enggak bisa diakses. Bukan problem jaringa, namun karena memang ada pemblokiran.
Makara ketika ada pengguna yang menjajal mengakses Netflix, maka system akan mengidentifikasi lokasi pengguna menurut IP Addressnya. Dari sana system akan mendeteksi pengguna dari Negara mana yang sedang mengakses tersebut.
Ketika IP Address teridentifikasi dalam jangkauan, maka pengguna akan diberikan izin akses pada situs web Netflix. Namun, bila IP Address pengguna terdeteksi di luar jangkauan server, atau IP yang diblack list, maka situs akan dialihkan.

Pengalihan ini mampu ke halasan kosong dengan informasi bahwa, “Situs tidak mampu diakses,” atau menuju laman tertentu. Intinya pengguna enggak bakal diberi izin untuk mengakses situs yang akan dibuka.
Setiap Negara memiliki karakteristik IP Adress yang berbeda-beda yang kemudian pada semua perangkat yang ada di Negara tersebut. System akan bisa mengetahui perangkat tersebut berada di Negara mana cuma menurut isu IP Addressnya.
Dari berita inilah Netflix mengetahui para penggunanya mengakses dari Negara mana saja. Ketika susukan itu berasal dari Indonesia, maka secara otomatis system akan mengarahkan ke konten mana saja mereka akan diberi susukan. Makara, wajar jika lalu kita enggak mampu mengakses Netflix.
Begitu juga prosedur pemblokiran terhadap situs-situs yang dihentikan atau enggak menyanggupi hukum regulasi di Indonesia. Maka system akan melaksanakan hal yang sama untuk menghalangi akses para penggunanya.
Banyakan Untung atau Ruginya Setelah Netflix Indonesia Diblokir?
Bicara untung rugi memang enggak bisa dipandang dari satu sisi saja. Perlu pembandingan dari beberapa data untuk memastikan untung ruginya. Namun, dari beberapa opini di media pun sesungguhnya mampu diketahui besaran untuk dan ruginya sebuah produk.
Karena Netflix ini yakni produk digital, pasti bisa juga ditelaah seberapa faedah dan kerugiannya ketika dihadapkan pada pengguna. Nah, penyimpulan ini saya peroleh dari beberapa rujukan yang aku baca.
Pengguna Netflix Indonesia
Petama yang harus dilihat ialah siapa saja sih pengguna Netflix di Indonesia? Seberapa besar proporsinya?
Pengguna Netflix paling memiliki potensi adalah orang yang berumur 18 – 29 tahun. Orang-orang dengan rentang usia tersebut dianggap selaku generasi digital. Mereka yakni yang paling kerap menggunakan ponsel, tablet, dan gadget yang lain untuk mengakses internet.
Kalau menyaksikan fenomena sikap pengguna internet dikala ini, kita tahu bahwa konten yang paling banyak banyak disukasi adalah konten-konten yang berbentukvideo, film, atau dalam bentuk gambar. Ada juga yang suka konten berbentuktext, namun proporsinya masih kalah dengan penyuka konten video.
Bagaimana jikalau konten video tersebut ditawarkan dengan cara berbayar, alias enggak gratis? Bisa jadi penggunanya hanya beberapa kelompok yang memang telah bisa secara finansial dan butuh hiburan. Sedangkan pengguna paling banyak pasti diduduki oleh penyantap konten gratisan semacam youtube dan media social.
Netflix Sebagai Ancaman?
Barangkali ini terlalu berlebihan, ya? Tapi mungkin saja ada benarnya. Ketika satu bisnis lahir dan berkembang menjadi raksasa, umumnya akan ada bisnis lain yang merasa terancam kelangsungannya.
Karena Netflix bergeraknya di bidang penyedia konten film dan acara televise secara stresming, maka pesaingnya yaitu penyedia jasa televise. Bisa jadi dikala Netflix berkembang menjadi raksasa, penyedia jasa televise menjadi terancam. Meski enggak sepenuhnya begitu, sih.
Baca juga: Ipho-Chan Ditabrak Satelit! Perjuangan Masyarakat Iran Melawan Sensor Internet
Ketika dibandingkan secara head to head antara Netflix dengan penyuplaijasa layanan tv kabel, maka berlangganan Netflix terhitung lebih hemat biaya. Dari segi konten yang ditawarkan juga lebih banyak dan lebih fleksibel bisa diputar kappan pun sesuai dengan yang diharapkan.
Di Indonesia tentu pengguna televise kabel juga tidak mengecewakan banyak. Ketika Netflix hadir di Indonesia dan andaikan enggak diblokir, mampu jadi bakal banyak yang memilih Netflix. Selain lebih murah, juga alasannya mampu diakses melalui berbagai perangkat. Seperti android, tablet, dan laptop.
Konon kabarnya saham salah satu perusahaan televise di Indonesia sempat anjlok 3 persen sehari, saat Netflix resmi beroperasi di Indonesia. (dikutip dari laman tirto.id). Kalau kabar ini benar, maka ada kemungkinan memang kemajuan Netflix menjadi bahaya bagi perusahaan yang lain.
Sebenarnya masih banyak gosip-gosip yang berhubungan dengan pemblokiran Netflix di Indonesia. Memang sangat mempesona mengulas dunia teknologi yang begitu cepat meningkat memengaruhi peradaban manusia.
Saya yakin, walaupun Netflix enggak beroperasi di Indonesia, dia tetap akan menjelma raksasa. Tentu saja jikalau terus melakukan penemuan dan memperbaiki jasa layanan kepada pelanggan.
Apakah orang Indonesia dirugikan dengan pemblokiran Netflix? Menurut aku kok enggak begitu ya. Karena tampaknya masyarakat Indonesia sebagaian besar suka layanan yang gratisan. Sehingga dikala ada tawaran berbayar, mereka akan berpikir kritis menimbang untung dan ruginya.
Sisi lain juga bakal memunculkan orang-orang kreatif yang berpikir keras mencari solusi supaya mereka bisa menerima yang mereka inginkan. Termasuk berupaya dengan banyak sekali cara biar mampu mengkases Netflix di Indonesia.
Meskipun Netflix secara resmi diblokir di Indonesia, tetapi ternyata ada cara-cara supaya orang mampu mengaksesnya dari Indonesia. Kok mampu? Hehe. Skip dahulu ya, ihwal ini. Mungkin bisa dilanjut di lain peluang.
Iya, selalu ada nasihat di balik setiap kejadian. Termasuk ketika beberapa website idola diblokir di Indonesia, bakal timbul orang-orang kreatif untuk menciptakan inovasi yang lain.
Peradaban kita berkembang, seiring dengan berkembangnya anutan. Sedangkan ajaran berkembang seiring dengan cita-cita untuk mencar ilmu dan memperbaiki situasi. Jika hal ini terus kita jaga, maka enggak akan lagi ada asumsi untung rugi atas sebuah inovasi. Melainkan akan mulai berpikir seberapa besar manfaat yang orang lain bisa dapatkan dari inovasi yang kita ciptakan.
Nah, sampai di sini dahulu ya? Silakan tinggalkan komentar kalau ada yang akan didiskusikan. [SNs]
Sumber mesti di isi